Kamis, 14 Mei 2009

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja

bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan

merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah

lebih 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya

melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu

terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi

lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan

lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan

mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia

letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya

tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari

rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas

maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg

dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak

Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap

berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia

merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka,

sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka

sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal

dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg

merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali

merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada

sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... ..

bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . dengan air mata berlinang

anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan

bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak

menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega

melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara

bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka."

Anak2ku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu,

mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian

disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian..

sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir

didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan

apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti

Ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia

meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg

masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan

ibumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2

kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami

yg sangat dicintainya itu..

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta

untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno

kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa

apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio

kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak

Suyatno bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,

tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian )

adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya,

dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan

hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg

lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu

merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk

mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya

apalagi dia sakit,,,"

Tidak ada komentar: